
East Java Economic (EJAVEC) Forum berupaya mendukung pengembangan ekonomi Jawa Timur melalui kajian terstruktur. EJAVEC adalah suatu forum pembahasan perkembangan perekonomian Jawa Timur dalam bentuk presentasi paper atau karya tulis ilmiah tentang berbagai isu strategis yang terjadi di Jawa Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh masukan pemikiran dan solusi kreatif dari kalangan akademisi (mahasiswa dan dosen), peneliti, praktisi, dan masyarakat terkait kondisi existing dan isu strategis perekonomian Jawa Timur beserta peluang, tantangan dan usulan solusi. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkembangkan jiwa riset di kalangan akademisi, peneliti, praktisi, dan masyarakat serta memperkenalkan fungsi dan peran Bank Indonesia, khususnya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur. Lebih lanjut hasil dari EJAVEC Forum dapat memperkuat fungsi advisory Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur baik kepada Pemerintah Daerah maupun stakeholder lainnya. Kegiatan EJAVEC Forum juga merupakan bagian dari komunikasi asemen dan kebijakan Bank Indonesia kepada stakeholders. Lebih lanjut, untuk meningkatkan nilai tambah bagi peserta, pengumuman pemenang kegiatan ini akan dirangkai dengan kegiatan seminar ekonomi bertajuk EJAVEC Conference yang menghadirkan narasumber di bidangnya.
Divergensi pertumbuhan ekonomi dunia melebar dan ketidakpastian pasar keuangan global diprakirakan berlanjut pada tahun 2025. Sejalan dengan berbagai lembaga ekonomi dunia (IMF, World Bank, dan OECD), Bank Indonesia memprakirakan prospek ekonomi dunia pada tahun 2025 stabil relatif terhadap tahun 2024. Perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih kuat dari prakiraan, sementara Eropa, Tiongkok dan Jepang masih lemah, menimbulkan divergensi pertumbuhan ekonomi dunia. Di sisi lain, arah kebijakan Pemerintah dan Bank Sentral AS ke depan diprakirakan berpengaruh pada ketidakpastian pasar keuangan global serta konstelasi perdagangan dunia. Potensi terulangnya perang dagang AS-Tiongkok diprakirakan tidak hanya berdampak pada penurunan tidak hanya ekspor-impor kedua negara tersebut tetapi juga volume perdagangan dunia. Sementara itu, krisis properti yang terjadi di tahun 2024 diprakirakan semakin menekan pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan berpotensi menurunkan prospek ekspor berbagai negara ke Tiongkok.
Dari sisi domestik, perekonomian Indonesia tahun 2024 diprakirakan tetap solid, di tengah ketidakpastian global yang masih berlangsung. Sejalan dengan nasional, kinerja perekonomian Jawa Timur juga diprakirakan tetap terjaga baik pada tahun 2024 ditopang oleh kenaikan permintaan eksternal serta investasi. Hingga triwulan III 2024, kinerja baik perekonomian Jawa Timur dari sisi permintaan ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor, (kontribusi hingga 90% terhadap ekonomi Jawa Timur). Sementara, dari sisi penawaran, kinerja perekonomian Jawa Timur terutama ditopang oleh Industri Pengolahan, Perdagangan, dan Konstruksi (kontribusi hingga 58% terhadap ekonomi Jawa Timur).
Sesuai dengan cita-cita jangka panjang Indonesia untuk menjadi Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045, dan berdasarkan Astacita ke 2-5 pemerintah Indonesia hingga 2029, maka mulai tahun 2025, diperlukan pertumbuhan ekonomi yang lebih solid di kisaran 6-7% per tahun. Akselerasi pertumbuhan dapat tercapai bila terdapat langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas, inovasi dan meningkatkan kapasitas ekonomi pada sektor unggulan utama di Jawa Timur. Dengan keunggulan fasilitas pelabuhan di pesisir utara Jawa Timur yang memungkinkan bersandarnya kapal bertonase besar, surplus energi listrik hingga 3 GW, dan surplusnya produksi gas di Jawa Timur, maka Jatim berpeluang untuk mendirikan industri padat modal terutama di pesisir utara Jawa Timur. Adanya Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus juga mendukung pembangunan industri tersebut. Relatif rendahnya UMK di Kabupaten/Kota di luar wilayah Gerbangkertasusilo, dan terintegrasinya jalan tol di tengah pulau Jawa juga berpotensi untuk peningkatan industri padat karya di Jawa Timur.
Walaupun Jawa Timur memiliki 3 dari 10 Universitas terbaik di Indonesia, namun Indeks Pembangunan Manusia Jawa Timur relatif lebih rendah dari Nasional. Rata-rata lama sekolah bahkan menempati urutan 30 dari 38 provinsi, dengan rata-rata lama sekolah selama 8,69 tahun, lebih rendah dari rata-rata nasional yang selama 9,22 tahun. Tingkat pendidikan tenaga kerja juga masih banyak yang berpendidikan dasar. Oleh karena itu, penguatan tenaga kerja untuk mendukung industrialisasi di Jawa Timur urgent untuk dilakukan.
Sebagai hub utama perdagangan di Indonesia Timur, produsen pangan nasional, dan sentra industri di Indonesia, penguatan ekonomi yang berbasis daya saing di Jawa Timur perlu untuk segera diperkuat. Dari total 95 komoditas yang dianalisa, Setidaknya terdapat 29 komoditas dengan produksi terbesar, dan total terdapat 65 komoditas yang menjadi 3 besar produksi tertinggi di Indonesia. Jatim juga menjadi produsen utama dalam industri hilirisasi pangan, dengan share industri makanan dan minuman mencapai 30% dari total industri di Jawa Timur. Sebagian besar produksi juga akan dipasarkan di dalam negeri, dengan tujuan utama di Indonesia Timur. Adanya pelabuhan baru di JIIPE dan Lamongan juga memberi peluang untuk peningkatan kinerja konektivitas di Jawa Timur. Namun demikian, belum terintegrasinya angkutan darat dan laut juga berpotensi menghambat percepatan perdagangan, dan industrialisasi hasil pangan dan produk unggulan lainnya.
Dari sisi perkembangan harga, Inflasi tahunan Jawa Timur pada tahun 2024 turut terjaga pada rentang sasaran inflasi nasional 2,5 ± 1% (yoy), yaitu sebesar 1,51% (yoy) dan lebih rendah dibandingkan tahun 2023 sebesar 2,92% (yoy). Terjaganya inflasi 2024 utamanya didukung oleh perbaikan cuaca yang mendukung produksi khususnya komoditas pertanian, terjaganya harga pupuk dunia, serta sinergi erat TPIP-TPID dalam pengendalian inflasi.
Pada tahun 2025, kinerja perekonomian domestik diprakirakan akan menghadapi berbagai tantangan, khususnya tantangan yang berasal dari global. Meski begitu, prospek ekonomi domestik tahun 2025 diprakirakan menguat didukung dengan berbagai inisiatif program Pemerintah yang berfokus mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Demikian pula halnya dengan kinerja perekonomian Jawa Timur yang diprakirakan menguat seiring beberapa faktor pendukung, antara lain keberlanjutan proyek pembangunan (proyek strategis nasional dan proyek Perpres No. 8 tahun 2019), perluasan digitalisasi dan local currency transaction, penguatan ekonomi negara mitra dagang utama Jawa Timur, serta program Pemerintah untuk mendorong swasembada pangan, hilirisasi, serta penguatan green dan blue economy. Dari sisi lapangan usaha, industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi diprakirakan menjadi motor penggerak perbaikan perekonomian Jawa Timur tahun 2025. Terkait dengan stabilitas harga, inflasi IHK Nasional dan Jawa Timur pada tahun 2025 juga diprakirakan tetap terjaga di sasaran 2,5±1% (yoy), didukung oleh prakiraan cuaca yang mendukung produksi tanaman pangan, prakiraan harga komoditas energi yang cenderung menurun, serta program prioritas Pemerintah yang antara lain berfokus pada penguatan produktivitas pangan.
Mempertimbangkan posisi Jawa Timur sebagai kontributor ekonomi kedua terbesar di Indonesia dengan pangsa sebesar 14,51% (ADHB, 2022), peran Jawa Timur dalam mendukung ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi menjadi faktor esensial. Selain itu, posisi Jawa Timur sebagai tiga besar kontributor ekspor luar negeri nasional, lumbung pangan nusantara, serta hub dalam perdagangan kawasan timur Indonesia, turut berperan signifikan dalam mendukung ketahanan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh sebab itu, sinergi bauran kebijakan yang transformatif dan inovatif menjadi krusial dalam rangka mendukung stabilitas harga sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, khususnya terkait peningkatan modal, penyerapan tenaga kerja, serta penguatan produktivitas.
EJAVEC 2025 akan difokuskan untuk mendapatkan rekomendasi yang implementatif yang dapat mendukung ketahanan dan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Mempertimbangkan dinamika ekonomi global serta perkembangan ekonomi Indonesia dan Jawa Timur, pelaksanaan EJAVEC 2025 akan lebih difokuskan pada peningkatan kualitas karya tulis antara lain dari sisi penajaman dan perluasan subtema untuk menggambarkan berbagai fenomena dan isu strategis di Jawa Timur sehingga didapatkan rekomendasi dan solusi yang kreatif dan implementatif untuk mendukung ketahanan ekonomi Jawa Timur.
EJAVEC Forum dalam Angka
Animo terhadap EJAVEC meningkat tiap tahunnya, tercermin dari peningkatan jumlah peserta pertama kali diselenggarakan pada 2014 hingga penyelanggaraannya yang ke-11 di tahun 2024.