Melalui EJAVEC Forum 2022, Mendorong Jawa Timur sebagai Smart Province
15 Juli 2022 2 min read
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (BI Jatim) mendorong Jawa Timur menjadi smart province dengan penguatan kebijakan yang berbasis keilmuan (research-based policy) melalui 9thEast Java Economic (EJAVEC) Forum Call for Paper 2022 dengan tema “Akselerasi Pemulihan Ekonomi dan Sosial Jawa Timur pada Era Normal Baru”. Puncak acara berupa konferensi dan pengumuman pemenang kompetisi telah digelar pada tanggal 14 Juli 2022 yang turut dihadiri oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, Guru Besar Universitas Institut Pertanian Bogor, Direktur Eksekutif Pelaksana Kartu Prakerja, Ketua ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
“EJAVEC bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran stakeholders tentang perkembangan ekonomi dan isu strategis yang terjadi di Jawa Timur,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto dalam sambutannya, Kamis (14/7/2022). EJAVEC Forum juga menjadi sarana penggalian solusi kreatif untuk mengatasi berbagai kendala ekonomi maupun sosial di Jawa Timur.
Budi Hanoto juga menyampaikan EJAVEC ForumCall for Paper2022 yang sudah berlangsung sejak 7 Maret 2022, diikuti oleh 93 full paper yang berasal dari mahasiswa, akademisi, praktisi, dan ASN dari enam provinsi di Indonesia serta beberapa universitas dari luar negeri. Selain itu, EJAVEC Journal juga berhasil terakreditasi ISSN (International Standard Serial Number) elektronik yang mengindikasikan peningkatan kredibilitas jurnal yang dihasilkan di tahun ini.
EJAVEC Forum Menghasilkan Usulan Kebijakan Strategis
Bertindak memberikan keynote speech, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, menyampaikan bahwa EJAVEC merupakan forum bersama para ekonom yang menghasilkan usulan kebijakan strategis untuk akselerasi pemulihan ekonomi, khususnya bagi Provinsi Jawa Timur. “Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini termasuk dalam kelompok negara sehat,” papar Juda. Meskipun perekonomian global saat ini dibayangi risiko stagflasi, Indonesia masih dalam kondisi yang kondusif. Hal ini diketahui dari respon kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang menaikkan suku bunga acuannya menjadi 9,1%, sedangkan suku bunga acuan Bank Indonesia BI-7DRRR masih dipertahankan di 3,5%.
Selaras dengan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, Emil Dardak, menyampaikan bahwa perekonomian nasional terus membaik seiring dengan penurunan kasus Covid-19. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur di triwulan pertama tahun 2022 memberikan kabar menggembirakan dengan tumbuh sebesar 5,20% (yoy). Lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan yang sama, yaitu sebesar 5,01% (yoy).
Konferensi EJAVEC Forum 2022 pada sesi pemaparan, menghadirkan dua narasumber, yaitu Prof. Dr. Muhammad Firdaus, M.Si., Guru Besar Institut Pertanian Bogor yang menerangkan pentingnya posisi Jawa Timur dalam mengantisipasi krisis pangan. Hal tersebut karena Jatim merupakan sentra produksi paling utama untuk komoditas tanaman pangan, holtikultura, serta peternakan, termasuk ayam kampung dan produk perikanan.
Penyaluran Insentif Ketenagakerjaan di Jawa Timur
Selanjutnya, berbicara mengenai soft infrastructure, Denni Puspa Purbasari, Ph.D., menjelaskan masifnya penyaluran insentif ketenagakerjaan di Jawa Timur. Sampai dengan 30 Juni 2022, total insentif dari Kartu Prakerja yang disalurkan di Jawa Timur ialah sejumlah Rp 2,7 triliun dengan 4 juta pendaftar. Penerima insentif tersebut inklusif, yakni mencakup 3,2 persen penyandang disabilitas dan 3,8 persen Purna Pekerja Migran Indonesia.
Penyaluran insentif ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam merespon tantangan ketenagakerjaan, a.l. masih banyaknya (89%) orang dewasa di Indonesia yang tidak pernah mengikuti kursus/pelatihan, serta peningkatan signifikan pengangguran dari kalangan terdidik maupun berusia muda.
Akhir acara, BI Jatim mengumumkan pemenang setiap kategori paper EJAVEC Forum 2022 dengan total hadiah senilai Rp 168 juta. Para pemenang merupakan hasil saringan dari 19 finalis terbaik, yang telah memberikan sumbangan pemikiran mengenai a.l. strategi pengembangan UMKM, peran fintech dalam peningkatan perekonomian, penguatan perdagangan antar daerah, upaya peningkatan daya saing ekspor, dan akselerasi pemulihan kinerja sektor pariwisata. Berbagai gagasan dari finalis tersebut berkontribusi terhadap upaya kebangkitan perekonomian Jawa Timur di masa mendatang yang juga menjadi bagian dari program Optimis Jatim Bangkit.